Tinjauan Teori tentang Penilaian Otentik

1. Pengertian Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Penilaian otentik adalah suatu penilaian yang dilakukan terhadap tugas-tugas siswa menyangkut proses dan hasil belajar. Nurgiyantoro (2011: 22) penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk membuat keputusan. Dalam hal ini penilaian yang dimaksud dalam membuat keputusan adalah penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan kurikulum 2013, pada pembelajaran tematik penilaian yang dipakai adalah penilaian otentik. Menurut Nurgiyantoro (2011: 25) penilaian otentik lebih menekankan pada pemberian tugas yang menuntut pembelajar menampilkan, mempraktikan, atau mendemonstrasikan hasil pembelajarannya yang mencerminkan hasil pembelajarannya yang mencerminkan kebutuhan di dunia nyata secara bermakna sekaligus menunjukkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu mata pelajaran. 

Sedangkan Mueller (dalam Nurgiyantoro 2011: 23) menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan satu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Kunandar (2013: 35) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK), atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan menurut Hanafiah & Suhana (2010: 70) penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat mengaplikasikan berbagai informasi akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi kontekstual secara signifikan. 

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang lebih menekankan para pemberian tugas yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan hasil pembelajarannya dalam dunia nyata secara bermakna yang menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam suatu mata pelajaran.

2. Karakteristik Penilaian Otentik (Authentic Asessment) 

Penilaian otentik memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda dengan penilaian yang lainnya. Menurut Hanafiah & Suhana (2010: 76) menyebutkan beberapa karakteristik dari penilaian autentik (authentic asessment) sebagai berikut. a) Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, b) Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta didik?, c) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik bentuk formatif maupun sumatif, d) Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh, e) Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan pengayaan (enrichment) standar minimal telah tercapai atau mengulang (remedial) jika standar minimal belum tercapai. 

Sedangkan Kunandar (2013: 39) menyebutkan bahwa karakteristik authentic assessment adalah sebagai berikut: a) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, b) mengukur keterampilan dan performasi, c) berkesinambungan dan terintegrasi, dan d) dapat digunakan sebagai feedback.

Referensi :
  1. Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.
  2. Hanafiah, Nanang & Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. 
  3. Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penelitian Otentik dalam Pembelajaran. Gadjah Mada University Pers. Yogyakarta.