Bidang Kajian Ilmu dalam Pembelajaran Tematik

1. Bahasa Indonesia 

Pendidikan Bahasa diberikan kepada masyarakat sejak lahir sampai hayat. Dengan adanya bahasa dapat memudahkan orang lain dalam memahami suatu ilmu. Selain itu Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan masyarakat Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa yang digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. 

Menurut Resmini, dkk., (2006: 35) fungsi pembelajaran bahasa Indonesia antara lain: (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan bahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan konteks berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan kemampuan intelektual. 

Bahasa Indonesia memiliki banyak fungsi salah satunya yaitu sebagai sarana peningatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sehingga menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pokok diberbagai jenjang pendidikan, terutama pendidikan di sekolah dasar. Menurut Hartati, dkk., (2006: 197) mata pelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan mata pelajaran yang strategis, karena dengan bahasalah pendidikan dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada siswa tanpa bahasa tidak munkin para siswa dapat menerima atau dengan baik. 

Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa.

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, selain itu Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan membantu siswa dalam menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. 

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 

IPS adalah suatu mata pelajaran yang berhubungan dengan lingkungan sosial siswa. IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial yang meliputi ilmu geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, politik hukum dan budaya. Menurut Permendikans No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Ilmu IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. 

Menurut Djahiri (dalam Sapriya, 2006: 7), IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sedangkan menurut Supriatna (2006: 50) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran, IPS mengembangkan keterampilan sosial karena banyaknya isu-isu sosial dalam kehidupan sehari-hari siswa. Keterampilan dengan sikap sosial positif melalui membiasakan siswa mempraktekan sikap positif tersebut. 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPS adalah Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat, mengakaji segala fenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yang didalam pembelajarannya menekankan pada pengembangan keterampilan-keterampilan sosial. Pada jenjang SD/MI IPS mempunyai cabang-cabang ilmu sosial yang memuat materi geografi, sejarah, sosial, dan ekonomi. 

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 

Mata pelajaran IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan langsung dengan alam sekitar seorang manusia. Menurut Sutrisno (2007: 19) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (True), dan dijelaskan dengan penalaran yang shahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi IPA mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk kesimpulannya betul. 

Menurut Herlen (dalam Widodo, 2010: 46) terdapat beberapa jenis keterampilan proses IPA, yaitu: a) mengamati, b) hipotesis, c) memprediksi, d) meneliti, e) menafsirkan data & menarik kesimpulan dan f) berkomunikasi. Sedangkan menurut Asy‟ari (2006: 7) menyatakanbahwa sains sebagai pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol. 

IPA diberikan pertama kali di jenjang sekolah dasar Menurut permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Saling temas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini guna memenuhi serta dapat membantu kehidupan manusia dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapi. 

4. Matematika 

Matematika adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan angka-angka, logis dan sistematis. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada tingkat Sekolah Dasar (SD/ Madrasah Ibtidaiyah (MI). Menurut Aisyah, dkk (2007: 1−2) pembelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Sedangkan Menurut Johnson dan Rising (Suwangsih, 2006: 4) matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol yang padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. 

Selanjutnya menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006: 3) mengungkapkan bahwa: Matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenenin. Berdasarkan asal katanya, matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan ideide atau hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir secara nalar dan berguna untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. 

5. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Penjasorkes merupakan pendidikan yang menekankan pada aktivitas fisik. Menurut Boloy dan field (dalam Tarigan 2010: 2) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan kalau penyesuaian diri belajar gerak, neuro muscular, intelektual social, kebudayaan baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul melalui pilihannya yang baik aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. 

Menurut Nash (dalam Tarigan 2010: 2) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan menenkankan aktivitas yang mengembangkan fitness organ tubuh control neuro muscular, kekuatan intelektual dan pengendalian emosi. 

Menurut Woot (dalam Tarigan 2010: 46) mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadaap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat dan bangsa. Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan. 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjasorkes adalah suatu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang SD yang melibatkan penggunaan aktivitas fisik atau otot dalam kegiatan pembelajarannya yang berpengaruh terhadap kebiasaan, sikap, kesehatan perseorangan, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi.

Referensi :

  1. Tarigan, Herman. 2010. Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
  2. Suwangsih, Erna, dkk. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI Press, Bandung. 
  3. Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran MTK SD. Depdiknas. Jakarta. 
  4. Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Depdiknas Ditjen Dikti. Jakarta.
  5. Widodo, Ari, dkk., 2010. Pendidikan IPA di SD. UPI Press. Bandung
  6. Sutrisno, Leo. dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdiknas. Jakarata.
  7. Hartati, Tatat, dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. UPI Pers. Bandung
  8. Resmini, Novi, dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. UPI Press. Bandung.