Hypnoteaching merupakan sebuah model pembelajaran yang
dapat diterapkan di SD karena model ini sangat mudah beradaptasi
dengan kondisi siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurcahyo
(dalam Hajar 2012: 75), secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Hypnosis sendiri adalah seni berkomunikasi
untuk mempengaruhi seseorang, sehingga mengubah tingkat
kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak
dari betha menjadi alpha atau theta. Sedangkan teaching adalah
mengajar. dari sini, kemudian bisa diartikan bahwa hypnoteaching
adalah seni berkomunikasi dalam mengajar dengan jalan memberikan
sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Melalui sugesti yang
diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada
potensi luar biasa yang selama ini belum pernah mereka optimalkan
dalam pembelajaran.
Menurut Novian Triwidia jaya (dalam Yustisia 2012: 76),
Hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang melibatkan
pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini merupakan metode
pembelajaran kreatif, unik, sekaligus imajinatif. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran, para anak didik sudah dikondisikan untuk siap belajar.
Dengan demikian, anak didik mengikuti pembelajaran dalam kondisi
yang segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk
mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru dituntut stabil baik secara
psikologis, maupun secara psikis, akhirnya mempunyai kesiapan yang
penuh dalam mengajar para anak didiknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
hypnoteaching merupakan tehnik dan seni mengajar yang
menggunakan sugesti-sugesti positif dengan cara merubah gelombang
otak yang menjadikan proses pembelajaran semakin efektif dengan kondisi kesiapan mental siswa yang bagus dalam pembelajaran. Siswa
juga merasa lebih nyaman dan penuh rasa ketertarikan hal ini tentunya
sangat menunjang proses pembelajaran
2. Kelebihan Hypnoteaching
Hypnoteaching memiliki banyak kelebihan-kelebihan tersendiri
dan membantu guru untuk lebih dapat berinteraksi dengan baik kepada
siswa. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh model hypnoteaching ini
menurut Yustisia (2012: 81-83) adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik bisa berkembang sesuai dengan minat dan
potensi yang dimiliki.
2. Guru bisa menciptakan proses pembelajaran yang beragam
sehingga tidak membosankan bagi peserta didik.
3. Proses pembelajaran akan lebih dinamis.
4. Tercipta interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.
5. Siswa dapat dengan mudah menguasai materi karena lebih
termotivasi untuk belajar.
6. Pembelajaran bersifat aktif
7. Pemantauan terhadap siswa lebih intensif
8. Siswa lebih dapat berimajinasi dan berpikir kreatif
9. Siswa akan melakukan pembelajaran dengan senang hati
10. Siswa akan berkonsentrsi penuh terhadap materi pelajaran
yang diberikan oleh guru.
3. Kekurangan Hypnoteaching
Meskipun banyak kelebihan yang dimiliki oleh model
hypnoteaching, namun tidak bisa dipungkiri terdapat pula kekurangan
di dalamnya. Kekurangan yang dimiliki oleh model hypnoteaching ini
menurut Yustisia (2012: 81-83) adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk
menunjang pelaksanaan metode hypnoteaching
2. Banyaknya siswa yang ada dalam sebuah kelas
menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik untuk memberi
perhatian satu persatu kepada mereka
3. Meskipun hypnoteaching mempunyai manfaat besar, namun
tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang instan. Sehingga, pelatihan yang dilakukan secara berulangulang
sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal
4. Metode hypnoteaching masih tergolong dalam metode baru
dan belum banyak dipakai oleh para guru di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa
kelebihan model hypnoteaching ini adalah dapat menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan dan sangat
berkualitas meski terdapat sedikit sekali kekurangan.
4. Langkah-langkah Hypnoteaching dan Penerapannya
a. Langkah-langkah Hypnoteaching
Hypnoteaching merupakan ilmu yang di dalamnya terdapat
langkah-langkah dalam pelaksanaannya, hal ini merupakan titik
puncak pada aplikasi model pembelajaran tersebut. Menurut
Muhammad Noer (N.Yustisia, 2012: 85-91), dalam hypnoteaching
ada beberapa langkah yang perlu di lakukan. Langkah-langkah
tersebut sebagai berikut
a) Niat dan Motivasi dalam diri,
Kesuksesan seseorang tergantung dengan pada niatnya
untuk senantiasa berusaha dan bekerja keras dalam mencapai
kesuksesan. Niat yang besar dan tekad yang kuat akan
menumbuhkan motivasi dan komitmen yang tinggi bidang yang
tengah ditekuni.
b) Pacing, Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa,
serta gelombang otak dengan orang lain atau siswa. Sebab, pada prisipnya manusia cenderung lebih suka berinteraksi dengan
teman yang memiliki banyak kesamaan
Adapun beberapa cara dalam melakukan pacing terhadap siswa
sebagai brikut:
a. Bayangkan usia kita setara dengan siswa-siswa, sehingga kita
dapat melakukan aktivitas dan merasakan hal-hal yang
dialami oleh mereka saat ini.
b. Gunakan bahasa sesuai dengan bahasa yang sering di
gunakan oleh siswa. Jika perlu gunakan bahasa gaul yang
sedang tren dikalangan mereka.
c. Melakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai
dengan tema bahasan guru.
d. Selalu update pengetahuan tentang tema,bahasa dan
sangkutkan tema pelajaran kita dengan tema-tema yang
sedang tren di kalangan siswa.
c) Leading, Leading berarti memimpin atau mengarahkan sesuatu. Hal
ini dilakukan setelah proses paccing dilakukan. Peserta didik
akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang
berlangsung. Ketika itulah hampir setiap apapun yang
diucapkan oleh guru atau ditugaskan pada peserta didik , peserta
didik akan melakukan dengan suka rela dan senang hati.
Meskipun materi yang dihadapi sulit, pikiran bawah sadar peserta didik akan menangkap materi pelajaran yang di
sampaikan guru menjadi hal yang mudah
d) Menggunakan kata-kata positif,
Langkah ini merupakan langkah pendukung dalam
melakukan pacing dan leading. Penggunaan kata positif ini
sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau
menerima kata-kata negatif. Guru sebaiknya mengunakan katakata
positif untuk mengganti kata-kata yang negatif. Misalnya,
ketika peserta didik di kelas ramai dan gaduh, guru tidak boleh
mengatakan “ jangan ramai”, tetapi diganti dengan mengatakan
“mohon tenang”.
e) Berikan pujian, Salah satu hal penting yang harus diingat oleh guru adalah
adanya rewad and punishment dalam proses pembelajaran.
Pujian adalah reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian
ini merupakan salah satu konsep diri seseorang. sementara
punishment merupakan hukuman atau peringatan yang diberikan
guru ketika peserta didik melakukan sesuatu tindakan yang
kurang sesuai. namun guru harus bijak dan hati-hati dalam
memberi punishment agar tidak membuat peserta didik rendah
diri dan tidak bersemangat.
f) Modelling, Modelling merupakan proses pemberian teladan atau
contoh melalui ucapan dan perilaku. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci berhasil atau
tidaknya hypnoteaching. Setelah peserta didik merasa nyaman
dengan guru dan suasana pembelajaran, diperlukan pula
kepercayaan peserta didik pada guru yang dimantapkan melalui
perilaku dan ucapan yang konsisten dari guru. Hal ini akan
membuat guru menjadi sosok yang bisa dipercaya di mata
peserta didik.
b. Penerapan Hypnoteaching di kelas
Dalam menjalankan langkah-langkah hypnoteaching perlu di adakannya penerapan-penerapan yang menarik agar pembelajaran lebih dinamis tidak monoton. Menurut Novian Triwidia Jaya (N.Yustisia, 2012: 89-91), penerapan hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti di bawah ini. a) Yelling, Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu bersama-sama. Sebaiknya yelling telah disepakati bersama antara guru dan siswa pada awal pembelajaran dimulai agar terjadinya satu kesepahaman yang baik. b) Jam Emosi, Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi peserta didik. Pada hakikatnya emosi setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya dengan peserta didik di sekolah. Jam emosi juga dibagi beberapa cara sebagai berikut: 1. Jam tenang Dapat ditandai dengan warna hijau atau tulisan “tenang”. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk tenang dan berkonsentrasi karena ada materi penting yang akan disampaikan oleh guru. 2. Jam diskusi Dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan “diskusi”. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk mendiskusikan sesuatu topik yang baru saja dibahas. 3. Jam lepas Dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan “lepas”. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk melepaskan emosinya. Peserta didik bisa tertawa, berbicara sebentar dengan temannya, atau menghela nafas dengan batas waktu tertentu dan guru harus bisa mengontrol dengan baik. c). Ajarkan Puji, Apresiasi dengan memuji sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rasa percaya diri dan semangat pada diri peserta didik. Contohnya guru memberikan kesempatan pada seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru kepada teman-temannya, setelah itu guru bersama teman-temannya yang mendengarkan memujinya secara bersama-sama. Ini adalah suatu cara yang sangat baik sekali d). Pertanyaan Ajaib/khusus, Berikan pertanyaan yang dapat memancing rasa penasaran dan aggrenaling peserta didik, guna untuk meningkatkan motivasi, potensi serta dapat mengarahkan peserta didik pada hal yang baik.
Referensi :
- Yustisia, N. 2012. Hypnoteaching. Ar –Ruzz Media. Jogjakarta.
- Hajar, Ibnu. 2012. Hypnoteaching. Diva Press. Jogjakarta.