Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together

1. Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together 

Numbered Heads Together adalah model pembelajaran dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Slavin (2005: 256) memaparkan NHT pada dasarnya adalah sebuah group discussion, pembelokannya yaitu hanya pada satu siswa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang menjadi wakil kelompok tersebut. Penerapan model NHT memastikan keterlibatan total dari semua siswa. 

Menurut Kagan dalam Ibrahim (2000: 28) model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan khusus untuk meningkatkan penguasaan akademik siswa dengan melibatkan para siswa menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. 

Menurut Trianto (2010: 82) model NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, yang lebih melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran tersebut. 

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa model cooperative learning tipe NHT adalah model kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola pikir siswa dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan akademik siswa untuk memecahkan masalah dalam berdiskusi kelompok dan setiap anggota kelompok memiliki nomor yang berbeda. 

2. Kelebihan dan Kelemahan NHT

Suatu hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak terkecuali pada model pembelajaran numbered heads together. Menurut Hamdani (2011: 90), kelebihan dan kelemahan cooperative learning tipe NHT sebagai berikut. 1) Kelebihan model NHT, yaitu: a) Setiap siswa menjadi siap semua. b) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. 2) Kelemahan model NHT, yaitu: a) Kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru. b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 

Adapun Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dari model cooperative learning tipe NHT yaitu: 1) Kelebihan model NHT, yaitu: a) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. b) Memperbaiki kehadiran. c) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. e) Konflik antara pribadi berkurang. f) Pemahaman yang lebih mendalam. g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. h) Hasil belajar lebih tinggi. 2) Kelemahan dari model NHT, yaitu: a) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil guru, dipanggil lagi oleh guru. b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. c) Kelas cenderung ramai, jika guru tidak dapat mengondisikan dengan baik, keramaian itu jadi tidak dapat dikendalikan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan kelebihan model cooperative learning tipe NHT yaitu dapat meningkatkan kinerja kelompok di dalam kelas, menimbulkan rasa toleransi antaranggota kelompok, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan menciptakan sikap tanggung jawab bagi peserta didik. Sedangkan kekurangannya adanya kemungkinan nomor yang sama akan dipanggil lagi oleh guru, kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung tidak dapat terkendali karena siswa ribut sendiri, dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

3. Langkah-langkah Pembelajaran NHT

Suprijono (2009: 92) memaparkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan numbered heads together yakni: 1) Numbering, yaitu guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. 2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. 3) Kelompok berdiskusi menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Menyatukan kepalanya “heads together”. 4) Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama tiaptiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Berdasarkan jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Hamdani (2011: 90) yang mengungkapkan langkah-langkah model numbered heads together yaitu: 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2) Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya. 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4) Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain.

Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative learning tipe NHT yang melandasi penelitian ini adalah teori Trianto. Teori ini menekankan langkah-langkah NHT diawali dengan pembentukan kelompok, masing-masing anggota kelompok diberi nomor yang berbeda-beda. Selanjutnya guru memberikan tugas atau pertanyaan yang harus dipecahkan oleh peserta didik, siswa mulai berfikir bersama untuk mengerjakan soal yang diberikan guru. Dalam hal ini guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal tersebut. Setelah siswa bekerja sama di dalam kelompok, langkah selanjutnya guru memanggil salah satu nomor masing-masing kelompok untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok mereka.

Referensi:

  1. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV PUSTAKA SETIA. Bandung
  2. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
  3. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif;Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kencana Prenada Media Grup. Surabaya. 
  4. Ibrahim, dkk,. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya Press. Surabaya.