Tinjauan Pustaka tentang Layanan Konseling Kelompok

1. Pengertian Layanan Konseling Kelompok 

Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota dibawah pemimpin kelompok ( konselor ). Layanan konseling kelompok dapat diselenggarakan dimana saja, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor. Dimanapun layanan konseling kelompok ini dilakukan harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kelompok. Sukardi dan 

Kusumawati (2008:79) mengatakan bahwa: “ Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan ( yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier). Seperti dalam konseling perorangan, setiap anggota, kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah-masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah satu persatu tanpa kecuali sehingga semua masalah terbicarakan. 

Sedangkan menurut Harrison (Kurnanto, 2013:7) Konseling kelompok adalah konseling yang terdiri dari 4-8 konseli yang bertemu dengan 1-2 konselor yang dalam prosesnya konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan dalam membangun hubungan komunikasi, pengembangan harga diri dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah.

Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Nurihsan ( Kurnanto, 2013:7) yang mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa: Konseling kelompok merupakan suatu usaha pemberian bantuan yang diberikan kepada sekelompok individu dengan dipimpin oleh konselor sebagai pemimpin kelompok kepada individu yang membutuhkan agar individu tersebut mampu mengatasi masalahnya secara mandiri dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya dengan memanfaatkan dinamika kelompok. 

2. Tujuan Layanan Konseling Kelompok 

Konseling kelompok ditujukan untuk memecahkan masalah klien serta mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Prayitno (2004:4) tujuan layanan konseling kelompok yaitu: “ Terkembangnya perasaan, pikiran, wawasan dan sikap terarah pada tingkah laku khususnya dan bersosialisasi dan berkomunikasi; terpecahnya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individuindividu lain yang menjadi peserta layanan”.  

Sementara itu menurut Winkel ( Kurnanto 2013:10 ), konseling kelompok dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu : 1. Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. 2. Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada fase perkembangan mereka. 3. Para anggota kelompok memperoleh kemampuan pengatur dirinya sendiridan mengarahkan hidupnya sendiri. 4. Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. 5. Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif. 6. Para anggota kelompok lebih berani melangkah naju dan menerima resiko yang wajar dalam bertindak. 7. Para anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati makna kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama. 8. Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain. 9. Para anggota kelompok belajar berkomunikasi dengan anggota yang lain secara terbuka dengan saling menghargai dan menaruh perhatian.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pencapaian tujuan yang jelas dalam kegiatan layanan konseling kelompok, dimana masalah yang dialami anggota kelompok dapat diselesaikan secara bersama anggota kelompok dalam komunikasi secara terbuka dan saling menghargai satu sama lain agar kegiatan dapat terarah dan dapat dilaksanakan secara optimal.

3. Asas Dalam Kegiatan Konseling Kelompok 

Menurut Munro, Manthei & Small ( Prayitno, 2004:13 ) mengemukakan bahwa kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga etika dasar konseling. 1. Kerahasiaan Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok. 2. Kesukarelaan Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor. Kesukarelaan terus menerus dibina melalui upaya pemimpin kelompok mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan konsling kelompok 3.Asas-asas Lain Dinamika kelompok dalam layanan konseling kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua anggota kelompok secara penuh menerapkan asas kegiatan dn keterbukaan. Mereka secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu ataupun ragu. Asas kekinia memberikan isi actual dalam pembahasan yang dilakukan, anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlku sekarang ini. Asas kenormatifan dipraktikan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasan. Sedangkan asas kehlian diperlihatkan oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keeluruhan. 

4.Tahap penyelenggara layanan konseling kelompok 

Ada empat (4) tahap yang harus dilaksanakan dalam layanan konseling kelompok, yaitu: a.Tahap Pembentukan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan, cara, asas-asas da nada permainan untuk mengakrabkan suasana kelompok dan terdapat harapan-harapan yang diinginkan untuk dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. b. Tahap Peralihan Tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok. c.Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan tahapan “ kegiatan inti “ untuk mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok. d. Tahap Pengakhiran Tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnnya.

Referensi :
  1. Sukardi dan Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Kurnanto, M.E. 2013. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta
  3. Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang