Tinjauan Pustaka tentang Kesulitan Belajar

1. Pengertian kesulitan belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Berikut ini definisi kesulitan belajar menurut para ahli : Rumini dkk (Irham dan Wiyani, 2013:254) mengemukakan bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar. ( Hamalik,, 1983:112). Sejalan dengan pendapat diatas menurut Blassic & Jones (Irham & Wiyani 2013:253), kesulitan belajar yang dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya (prestasi aktual ).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan hambatan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar yang menyebabkan siswa mendapatkan hasil yang kurang optimal dalam proses belajarnya.

3.Klasifikasi Kesulitan Belajar 

Menurut Abdurrahman (2003:11) Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu : 1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan ( developmental learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. 2. Kesulitan belajar akademik ( academic learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar yang mencakup adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, atau matematika. 

4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 

Ahmadi dan Supriyono (Irham & Wiyani, 2013:264-265), menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu berikut ini: 1. Faktor intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi : a. Faktor fisiologi Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan sebagainya. b. Faktor psikologi Faktor psikologi siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensi pada umumnya rendah, bakat terhadap mata pelajaran rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik. 2. Faktor ekstern ( faktor dari luar manusia ) meliputi : a. Faktor-faktor non-sosial. Faktor non social yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin, dan sebagainya. b. Faktor-faktor sosial. Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan pada siswa seperti faktor keluarga, faktor sekolah, teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas. 

Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa adalah faktor guru. Menurut Ahamadi dan Supriyono ( Irham dan Wiyani, 2013:266), kondisi guru yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa adalah sebagai berikut: 1). Guru yang kurang mampu dalam menentukan mengampu mata pelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan 2). Pola hubungan guru dengan siswa yang kurang baik, seperti suka marah, tidak pernah senyum, sombong, tidak pandai menerangkan, pelit, dsb. 3). Guru menuntut dan menetapkan standar keberhasilan belajar yang terlalu tinggi diatas kemampuan siswa secara umum.

Sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono ( Irham dan Wiyani, 2013:266) bahwa “faktor penyebab kesulitan belajar siswa yaitu sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar siswa, konsentrasi belajar siswa, bagaimana siswa mengolah bahan ajar, kemampuan siswa menyimpan perolehan hasil belajar, proses siswa dalam menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan siswa untuk berprestasi dan unjuk kerja, rasa percaya diri, intelegansi dan keberhasilan siswa, kebiasaan belajar siswa, serta cita-cita siswa. Sementara faktor eksternal yang berpengaruh meliputi : 1) guru sebagai Pembina siswa, 2) sarana dan prasarana pembelajaran, 3) kebijakan penilaian, 4) lingkungan social siswa di sekolah, dan 5) kurikulum sekolah. “

Menurut Kirk dan Gallagher ( 1989:197) mengemukakan bahwa terdapat empat faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar yaitu : 1. Kondisi fisik, yang meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan orientasi ruang, body image yang rendah, hiperaktif, serta kurang gizi. 2. Lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah yang kurang menguntungkan bagi anak akan menghambat perkembangan sosial, psikologis dan pencapaian prestasi akademis. 3. Faktor motivasi dan afeksi, kedua factor ini dapat dapat memperberat anak yang mengalami kesulitan belajar, anak yang selalu gagal pada satu atau beberapa mata pelajaran cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas dan rendah diri. Sikap ini akan mengurangi motivasi belajar dan muncul perasaan-perasaan negative terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sekolah. Kegagalan ini dapat membentuk pribadi anak menjadi seorang pelajar yang pasif. 4. Kondisi Psikologis, kondisi psikologis ini meliputi gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik, ketidakmampuan berfikir, dan lambat dalam kemampuan berbahasa.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal. Faktor kesulitan belajar internal disebabkan dari dalam siswa sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari luar dirinya seperti keluarga, lingkungan masyarakat, teman, dan sekolah. Faktor tersebut adalah penghambat siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik yang mengakibatkan siswa memperoleh prestasi belajar yang rendah.

5. Gejala-gejala Kesulitan Belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono ( 2013:94), beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar : 1.Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas. 2.Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha keras tetapi nilainya selalu rendah. 3.Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas. 4.Menunjukkan sikap yang kurang wajar. 5.Anak didik menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Gejala-gejala tersebut harus diketahui oleh guru supaya guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dari gejala tersebut maka guru dapat bekerja sama dengan guru bimbingan konseling untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami gejala kesulitan belajar.  

Referensi :
  1. Irham, M danWiyani.A.N. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
  2. Hamalik, Oemar. 2001. Proses BelajarMengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
  3. Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: RinekaCipta
  4. Kirk, A. Samuel & Gallagher, J. James. 1989. Educating Exceptional Children. Boston : Houghton Mifflin Company. 
  5. Ahmadi, A danSupriyono, W. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta 

Related Posts :