1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada
individu dalam situasi kelompok (Romlah, 2006:3). Sedangkan Winkel (1991:71) mengatakan bahwa “bimbingan adalah proses membantu orangperorangan
dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya”.
Bimbingan kelompok menekankan bahwa kegiatan bimbingan kelompok
lebih pada proses pemahaman diri dan lingkungannya yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih yang disebut kelompok. Apabila konseling perorangan
menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang perorang, maka
bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Menurut Gazada (Romlah, 2006: 3) bimbingan kelompok
merupakan kegiatan pemberian informasi tentang pendidikan, karier,
pribadi, dan sosial. Informasi tersebut diberikan dengan tujuan untuk
memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan
pemahaman terhadap orang lain.
Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa:
“layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari
narasumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang
berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai
pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok untuk
mendapatkan informasi yang berguna agar mampu menyusun rencana,
membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya. Khususnya disini dalam menunjang terbentuknya konsep
diri positif pada siswa.
2. Tujuan Layanan Bimbingan kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2-3)
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan bimbingan kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi
anggota kelompok.
2) Tujuan Khusus
Secara khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas
topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat)
dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang
intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjang
diwujudkanya tingkah laku yang lebih efektif.
Sedangkan menurut Bennett (Romlah, 2006: 14-15) tujuan bimbingan
kelompok yaitu :
1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar hal-hal penting
yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Tujuan ini dapat dicapai
melalui kegiatan-kegiatan:
a. Mempelajari masalah hubungan antar pribadi yang terjadi dalam
kelompok dalam kehidupan sekolah yang dapat mengubah perilaku
individu dan kelompok dalam cara yang dapat diterima oleh
masyarakat.
b. Mempelajari secara kelompok masalah pertumbuhan dan
perkembangan, belajar menyesuaikan diri dalam kehidupan orang
dewasa, dan menerapkan pola hidup yang sehat.
c. Mempelajari secara kelompok dan menerapkan metode
pemahaman diri mengenai sikap, minat, kemampuan, kepribadian
dan kecenderungan-kecenderungan sifat, serta penyesuaian pribadi
serta sosial.
d. Bantuan untuk mengembangkan patokan-patokan nilai untuk
membuat pilihan–pilihan dalam berbagai bidang kehidupan dan
dalam mengembangkan filsafat hidup.
2) Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan
kelompok dengan:
a. Mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya. b. Menghilangkan ketegangan emosi, menambah pengertian
mengenai dinamika kepribadian, dan mengarahkan kembali untuk
memecahkan masalah tersebut dalam suasana yang positif.
3) Untuk mencapai tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif
daripada melalui kegiatan bimbingan individual,
4) Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hal yang paling penting dalam
kegiatan bimbingan kelompok merupakan proses belajar baik bagi petugas
bimbingan maupun bagi individu yang dibimbing. Bimbingan kelompok
juga bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri,
mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004: 20-25) ada beberapa tahap-tahap yang perlu dilalui
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan,
peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu
kesatuan dalam keseluruhan kegiatan kelompok. Tahap tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Pembentukan,
Tahap ini tahap pengenalan dan perlibatan dari anggota ke dalam
kelompok dengan bertujuan agar anggota memahami maksud bimbingan
kelompok. Pemahaman anggota kelompok memungkinkan anggota
kelompok aktif berperan dalam kegiatan bimbingan kelompok yang
selanjutnya dapat menumbuhkan minat pada diri mereka untuk
mengikutinya. Pada tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana
saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu teman-teman yang
ada dalam kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka
pelayanan bimbingan kelompok; menjelaskan cara-cara dan asas-kegiatan kelompok anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan
mengungkapkan diri dan melakukan permainan pengakraban.
2) Tahap Peralihan ,Tahap ini tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap kegiatan.
Dalam menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan pemimpin
kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan kelompok tugas
atau bebas. Setelah jelas kegiatan apa yang harus dilakukan maka tidak
akan muncul keragu-raguan atau belum siapnya anggota dalam
melaksanakan kegiatan dan manfaat yang diperoleh setiap anggota
kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemimpin
kelompok menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya, menawarkan atau mengamati, apakah para anggota sudah
siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga), membahas
suasana yang terjadi, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
dan bila perlu kembali ke beberapa tahap pertama (tahap pembentukan).
3) Tahap Kegiatan,
Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan bimbingan kelompok
dengan suasana yang ingin dicapai, yaitu terbahasnya secara tuntas
permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok dan terciptanya
suasana untuk mengembangkan diri, baik yang menyangkut
pengembangan kemampuan berkomunikasi maupun menyangkut
pendapat yang dikemukakan oleh kelompok. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini untuk topik tugas adalah pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik untuk dibahas oleh kelompok kemudian
terjadi tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang halhal
yang belum jelas menyangkut topik yang dikemukakan pemimpin
kelompok. Selanjutnya anggota membahas topik tersebut secara
mendalam dan tuntas, serta dilakukan kegiatan selingan bila diperlukan.
Untuk bimbingan kelompok topik bebas, kegiatan yang dilakukan adalah
masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan;
menetapkan topik yang akan dibahas dahulu kemudian anggota
membahas topik secara mendalam dan tuntas, serta diakhiri kegiatan
permaianan.
4) Tahap Pengakhiran,
Tahap ini terdapat kegiatan yaitu penilaian (evaluasi). Tahap ini
merupakan tahap penutup dari serangkaian kegiatan bimbingan
kelompok dengan tujuan telah tuntasnya topik yang dibahas oleh
kelompok tersebut. Kegiatan kelompok berpusat pada pembahasan dan
penjelasan tentang kemampuan anggota kelompok untuk menetapkan
hal-hal yang telah diperoleh melalui bimbingan kelompok dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemimpin kelompok berperan
untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil-hasil yang
telah dicapai oleh kelompok tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan
akan segera diakhiri.
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan, kemudian mengemukakan pesan dan harapan.
Referensi :
- Romlah, T. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
- Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok. Padang: Universitas Padang.
- Sukardi, D.K. 2002. Pengantar pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
- Winkel. 1983. ”Psikologi Pendidikan”. Jakarta: Gramedia.