1. Dimensi Konsep Diri
Menurut (Hurlock,1999:237) mengemukakan bahwa konsep diri memiliki
dua dimensi, yaitu :
a. Fisik. Dimensi ini meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu
mengenai penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti penting
tubuh, dan perasaan gengsi dihadapan orang lain yang disebabkan oleh
keadaan fisiknya. Hal penting yang berkaitan dengan keadaan fisik
adalah daya tarik dan penampilan tubuh di hadapan orang lain. Individu
dengan penampilan yang menarik cenderung mendapatkan sikap sosial
yang menyenangkan dan penerimaan sosial dari lingkungan sekitar yang
akan menimbulkan konsep diri yang positif bagi individu.
b. Psikologis. Dimensi ini meliputi penilaian individu terhadap keadaan
psikis dirinya, seperti rasa percaya diri, harga diri, serta kemampuan dan
ketidakmampuannya. Sebagai contoh penilaian mengenai kemampuan
dan ketidakmampuan diri akan mempengaruhi rasa percaya diri dan
harga dirinya. Individu yang merasa mampu akan mengalami
peningkatan rasa percaya diri dan harga diri, sedangkan individu dengan
perasaan tidak mampu akan merasa negatif diri sehingga cenderung
terjadi penurunan harga diri.
Ahli lain, yaitu Taylor (Rakhmat, 2005:100) mengemukakan bahwa
konsep diri terbentuk dari dua komponen yaitu komponen kognitif dan
komponen afektif. Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu
tentang dirinya, misalnya : “Saya ini anak pintar” atau “Saya ini anak
nakal” dan sebagainya. Komponen kognitif merupakan penjelasan dari
siapa saya, yang akan membuat gambaran objektif tentang diri saya (the
picture about my self) serta menciptakan citra diri (self image),
Sedangkan komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap
dirinya. Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan diri (selfacceptance)
dan harga diri (self-esteem) pada individu. Contoh
pernyataan dari komponen afektif adalah “Saya senang menjadi anak
pintar di kelas” atau “Saya kecewa tidak bisa menjadi ketua kelas” dan
sebagainya. Jadi komponen afektif merupakan gambaran subjektif
seorang individu tentang dirinya sendiri.
Konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (Ghufron&Riswanti, 2010:
17-18) memiliki tiga dimensi, yaitu :
a. Dimensi pengetahuan, merupakan pengetahuan individu mengenai diri
dan gambarannya yang berarti bahwa dalam aspek kognitif individu
yang bersangkutan mendapat informasi mengenai keadaan dirinya.
Seperti nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, dsb.
b. Dimensi pengharapan, harapan individu di masa mendatang yang
disebut juga diri ideal, yaitu kekuatan yang mendorong individu untuk
menuju ke masa depan. Rogers (Calhoun, 1995:71) menyatakan pada saat kita mempunyai
satu set pandangan tentang siapa kita, kita juga mempunyai satu set
pandangan lain yaitu tentang kemungkinan kita menjadi apa dimasa
mendatang.
c. Dimensi penilaian terhadap diri sendiri yang merupakan perbandingan
antara pengharapan diri dengan standar diri yang akan menghasilkan
harga diri (self esteem).
Eipsten (Calhoun, 1995:71) menyatakan dimensi ketiga dari konsep
diri adalah penilaian kita terhadap diri sendiri. Kita berkedudukan
sebagai penilai tentang diri kita sendiri setiap hari, mengukur
apakah kita bertentangan dengan (1) “saya-dapat-menjadi apa”,
yaitu pengharapan kita bagi kita sendiri, dan (2) “saya-seharusnyamenjadi
apa”, yaitu standar kita bagi diri sendiri.
Dari teori dimensi konsep diri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
dimensi konsep diri terdiri dari pengetahuan atau pemahaman terhadap
diri sendiri, dimana kita bisa mengenal beberapa daftar dalam diri kita
contohnya adalah usia, jenis kelamin, suku dan pekerjaan, dimensi
selanjutnya yaitu bagaimana kita menghargai diri sendiri atau berharap
sesuatu yang kita inginkan dalam diri kita di masa depan, dimensi ketiga
adalah bagaimana kita menilai atau mengevaluasi diri kita, dimana kita
bisa mengukur suatu standar yang tepat bagi diri kita
2. Sifat-sifat Konsep Diri
Konsep diri dapat bersifat psikis dan fisik serta dapat berkembang menjadi
konsep diri positif atau negatif. (Brooks dalam Rakhmat, 2005: 99).
Menurut Brooks dan Emmert (Rakhmat, 2005: 105) menjelaskan lima ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri yang positif. Individu dengan
konsep diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
b. Merasa sejajar dengan orang lain
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Sadar bahwa setiap orang memiliki keragaman perasaan, keinginan, dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat
e. Mampu mengembangkan diri karena sanggup mengungkapkan aspekaspek
kepribadian yang buruk dan berupaya untuk mengubahnya.
Sementara itu, ciri-ciri konsep diri negatif adalah :
a. Peka terhadap kritik
b. Responsif terhadap pujian
c. Memiliki sikap hiperkritis
d. Cenderung merasa tidak disukai orang lain
e. Pesimistis terhadap kompetisi.
Setiap individu itu memiliki konsep diri, namun konsep diri dapat bersifat
Positif dan juga negatif. Calhoun dan Acocella (Ghufron & Riswanti, 2010:
19) membagi dua bentuk konsep diri yang dapat dikategorikan negatif,
yaitu: pertama, apabila seorang individu memandang dirinya secara tidak
beraturan, tidak memiliki kestabilan perasaan dan keutuhan diri. Seorang
individu tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya, atau apa
yang dihargai dalam hidupnya. Kedua, kebalikan dari yang pertama. Konsep diri seorang individu tidak terlalu stabil, tidak teratur atau kaku, sehingga
sulit untuk menerima ide-ide baru yang bermanfaat bagi dirinya.
Sebaliknya konsep diri dapat dikategorikan positif apabila seorang individu
dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang mungkin sangat
beragam tentang dirinya secara positif dan dinamis, serta dapat menerima
dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan
memiliki harapan-harapan dan mampu merancang tujuan-tujuan hidup yang
sesuai dan realistis, mengacu pada terpenuhinya harapan-harapan tersebut.
Termasuk di dalamnya sikap optimis, terbuka terhadap kritik, serta mampu
menyelesaikan masalah dan konflik pribadi secara cepat dan tepat (Calhoun
& acocella; Ghufron & Riswanti, 2010: 20)
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang individu yang
memiliki konsep diri positif ditandai dengan penilaian diri secara realistik,
bersikap positif pada diri sendiri dan orang lain, memiliki rasa percaya diri,
ketegasan dan optimis, mampu mengatasi masalah atau konflik pribadi
secara efektif, memiliki kehangatan dalam hubungan sosial, memiliki
harapan hidup, dan mampu merencanakan sesuatu sebagai perwujudan dari
harapan-harapan hidupnya secara positif dan dinamis. Sedangkan individu
yang memiliki konsep diri negatif cenderung merasa rendah diri, merasa
dirinya tidak berharga, merasa tidak memiliki kelebihan pada dirinya,
bersikap pesimis, dan merasa hidupnya tidak berarti.
Referensi :
- Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendakatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
- Ghufron, M.N. &Rini R. 2010. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
- Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya