Model mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode
Cooperative Learning. Model ini biasa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Pendekatan ini biasa pula digunakan dalam mata
pelajaran, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika agama dan
bahasa.Model ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.
Dalam model ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Langkah-langkah :
1. Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik
yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.
3. Bagi anak didikmenjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi pelajaran
yang ada. Jika jumlah anak didik sebanyak 50 orang dan materi pelajaran adalah 5 ,
maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang . Jika jumlah ini dianggap terlalu
besar bagi lagi menjadi 5 orang, kemudian setelah proses (diskusi kelompok) selesai
gabungkan kedua kelompok tersebut
4. Setiap mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda
5. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan
apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok.
6. Kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian tanyakan sekiranya ada
persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok
7. Beri anak didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap
materi yang baru saja mereka pelajari. Pengecekan dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana mereka dalam memahami materi.
8. Kegiatan ini biasa diakhiri dengan diskusi menegenai topik dalam bahan pengajaran
hari itu.
Jhonson and
Jhonson (dalam Teti Sobari 2006:31) melakukan penelitian tentang
pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut
adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar
2. Meningkatkan daya ingat
3. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi
4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadarani ndividu)
5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen
6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
7. Meningkatkan sikap positif terhadap guru
8. Meningkatkan harga diri anak
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif
10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.
Pembelajaran menggunakan model cooperative type jigsaw tidak hanya mempelajari
materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan bekerjasama. Peranan
hubungan kerjasama dapat dibangun dengan komunikasi antar anggota kelompok, misalnya:
mendorong anggota untuk berpartisipasi, mengundang orang lain untuk berbicara,
menghormati perbedaan individu, menetapkan tujuan, berkompromi,menunjukkan
penghargaan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa penggunaan model pembelajaran
cooperative type jigsaw sangat relevan untuk menyelesaikan masalah rendahnya antusias dan
pemahaman serta hasil belajar IPA. Karena dalam model pembelajaran ini siswa akan
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara sehingga siswa
dituntut untuk bertanggung jawab untuk mengajarkan pelajaran kepada temannya serta saling
membantu antar sesama dalam menguasai materi pelajaran yang disajikan. Dalam proses penerapan model pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
saja, bukan sebagai penyampai atau pemberi informasi kepada siswa.Pembelajaran kooperatif
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa model pembelajaran cooperatif type
jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja
sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran cooperatif type jigsawini siswa memiliki banyak
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan
dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat
menyampaikan kepada kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan pada model pembelajaran cooperatif type jigsaw sebagai
berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik - topik
permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama
bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran
topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil
yang didapat dari diskusi tim ahli.
4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Sedangkan menurut Arends (1997) Model pembelajaran cooperatif type jigsawini
merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari4-6 orang dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari danmenyampaikan materi
tersebut kepada kelompok yang lain.
Referensi :
Referensi :
- Lie 1993. www.belajarpsikologi.com
- Arends 1997, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw http://www.slideshare.net/kelk73f/ppt- jigsaw-7-15591205