Tinjauan teori tentang Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik 

Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya (Udin Sa’ud dkk: 2013). 

Menurut Kemendikbud (2013: 193) pembelajaran tematik dilaksanakandengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami sebuah konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. 

Menurut Suryosubroto, (2009: 133) “pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau topik tertentu”. Lebih lanjut Sungkono (dalam Suryosubroto, 2006: 132) mengungkapkan pembelajaran tematik secara singkat diuraikan meliputi prinsip-prinsip, ciri-cirinya, pemilihan tema, dan contoh implikasinya di sekolah. 

Menurut Trianto (2011: 139) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Sedangkan menurut Mamat (dalam Andi, 2013: 125) pembelajaran tematik sebagai pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. 

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. 

2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik 

Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Trianto 2011: 159), pembelajaran tematik memiliki kelebihan antara lain: a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya. b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. c. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama. d. Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pramagtis sesuai lingkungan anak. f. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama, komunikasi, dan mau mendengar pendapat orang lain.

Kelemahan pembelajaran tematik menurut Udin Sa’ud dkk (2006: 18) kelemahan-kelemahannya sebagai berikut : a. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan. b. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut karena model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik(menjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan) dan kamampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan. c. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut. d. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. e. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan system penilaian dan pengukuran (objek, indikator, dan prosedur) yang terpadu. f. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran. 

Salah satu pendekatan pembelajaran yang harus digunakan dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pendekatan scientific (pendekatan ilmiah). Perubahan yang sangat nyata dalam kurikulum 2013 adalah model pendekatan yang digunakan dan penerapan penilaian autentik (autentic assesment).

Referensi :
  1. Udin Saud dkk. 2013. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik. wordpres.com. Jakarta.
  2. Triyanto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Temati Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
  3. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta. Jakarta. 
  4. Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 Badan Standar Nasional Pendidikan.