a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Make A Match
Cooperative learning memiliki berbagai jenis atau tipe, salah
satunya adalah tipe make a match. Menurut Lie (2002: 55) teknik
belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan
oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Isjoni (2007: 77) menyatakan bahwa make a match
merupakan model pembelajaran mencari pasangan sambil belajar
konsep dalam suasana yang menyenangkan.
Komalasari (2010: 85) menyatakan bahwa model make a
match merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa
mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu
konsep melalui suatu permainan kartu pasangan dalam batas waktu
yang ditentukan. Sedangkan menurut Huda (2012: 135) make a
match merupakan salah satu pendekatan konseptual yang
mengajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif,
efektif, interaktif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep
mudah dipahami dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan
bahwa model cooperative learning tipe make a match merupakan
model pembelajaran kelompok yang mengajak siswa memahami
konsep-konsep melalui permainan kartu pasangan. Permainan tersebut dibatasi waktu yang telah ditentukan dalam suasana belajar
yang menyenangkan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning Tipe
Make A Match
Setiap model dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan ketika diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Lie (2002: 46) kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kelompok berpasangan adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan partisipasi siswa.
b) Cocok untuk tugas sederhana.
c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing
anggota kelompok.
d) Interaksi lebih mudah.
e) Lebih mudah dan cepat membentuknya.
2) Kekurangan:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
b) Lebih sedikit ide yang muncul.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan Lie di atas,
model cooperative learning tipe make a match memiliki banyak
kelebihan dan kekurangan. Guru harus berupaya memaksimalkan
pembelajaran agar tidak terjadi kesenjangan di dalam kelas.
c. Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe Make A Match
Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah dalam
pelaksanaaannya, agar mudah diterapkan dalam pembelajaran.
Menurut Komalasari (2010: 83−84) langkah-langkah penerapan
model cooperative learning tipe make a match adalah sebagai
berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya
satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban).
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin.
6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7) Demikian seterusnya.
8) Kesimpulan/penutup.
Model cooperative learning tipe make a match merupakan
model pembelajaran kelompok yang mengajak siswa memahami
konsep-konsep melalui permainan kartu pasangan, permainan ini
dibatasi waktu yang telah ditentukan dalam suasana belajar yang
menyenangkan. Adapun langkah-langkah model cooperative
learning tipe make a match harus dilaksanakan secara sistematis,
pelaksanaannya diawali dengan tahap persiapan, pembagian kartu
pertanyaan atau jawaban, mencari dan menemukan pasangan,
pemberian penghargaan, dan penyimpulan.
Referensi :
- Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.
- Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.
- Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
- Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.