Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui jalur fecal oral yang terjadi karena:
a. Melalui air yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran ini terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
b. Melalui tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi, mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap dimakanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya Pada usia 4 bulan, bayi tidak diberi ASI eksklusif lagi dimana ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sewaktu bayi berusia 0-4 bulan. Hal ini akan menurunkan risiko kesakitan dan kematian akibat diare karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diare yaitu :
- Memberikan susu formula dalam botol kepada bayi. Pemakaian botol akan meningkatkan risiko pencemaran kuman, susu akan terkontaminasi oleh kuman dari botol selain itu kuman akan cepat berkembang bila susu tidak segera diminum.
- Menyimpan makanan pada suhu kamar, kondisi ini akan menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan peralatan makan yang dapat menjadi media yang sangat baik bagi perkembangan mikroba.
- Tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan atau sesudah buang air besar (BAB) dapat terjadi kontaminasi langsung (Widoyono, 2008).
Menurut (Depkes RI, 2005) kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, yaitu: tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar, tidak mencuci tangan sesudah membuang tinja anak, tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah menyuapi anak dan tidak membuang tinja termasuk tinja bayi dengan benar.
Referensi :