Ulasan tentang Tanaman Mahkota Dewa

1. Klasifikasi Tanaman Mahkota Dewa

Klasifikasi tumbuhan mahkota dewa menurut Kurniasih (2013) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Dicotyledon Kelas : Thymelaeacae Marga : Phaleria Species : Phaleria macrocarpa 

2. Deskripsi Tanaman Mahkota Dewa 

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) adalah jenis tanaman yang termasuk dalam famili Thymelaeaceae dan umumnya dikenal sebagai mahkota dewa (Hendra dkk., 2011). Tanaman ini berasal dari Pulau Papua, Indonesia, tumbuh di daerah tropis dan merupakan salah satu tanaman obat yang paling populer di Indonesia (Parhizkar et al., 2013). Ia berbunga pada April–Agustus. Bunga berbentuk terompet, putih, dan harum. Panjang dari pangkal tangkai hingga ujung 3–4 cm. Buahnya bulat, hijau ketika muda dan merah marun saat tua. Terdiri dari kulit, daging, cangkang, dan biji. Besar buah umumnya seukuran bola pingpong. Tebal kulit 0,5–1 mm. Penampilan menarik membuat mahkota dewa banyak dipelihara sebagai tanaman hias (Wijayakusuma, 2008). 

Mahkota dewa merupakan tanaman obat yang sudah dikenal dan saat ini semakin diminati masyarakat. Tanaman yang berasal dari Papua berkhasiat untuk mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, disentri, penyakit kulit, diabetes, jantung, ginjal, kanker, darah tinggi, asam urat, penambah stamina, ketergantungan narkoba, dan pemicu kontraksi rahim (Rohyami, 2008). 

Penelitian tentang uji aktivitas dan karakterisasi senyawa aktif terus dikembangkan, terutama aktivitasnya sebagai antioksidan yang merupakan senyawa polifenol, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Salah satu senyawa aktif yang ditemukan terdapat dalam ekstrak metanol daging buahnya yang merupakan senyawa flavonoid (Rohyami, 2008). Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan aktivitas biologi antikanker pada bagian buah tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tanaman lain dari mahkota dewa (Lisdawati, 2009). 

Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Flavonoid merupakan sekelompok besar antioksidan bernama polifenol yang terdiri atas antosianidin, biflavon, katekin, flavanon, flavon, dan flavanolol. Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat dan merupakan senyawa kelompok flavonolol terbesar, 60–75% dari total flavonoid. Bila vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin memiliki antioksidan 4,7. Oleh karena itu, kuersetin dari flavonoid diduga menjadi faktor penyebab radikal bebas menjadi netral sehingga dapat menurunkan agen proinflamasi yang selanjutnya dapat mempengaruhi aktivitas NF-B(Waji & Sugrani, 2009). 

Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit, tetapi tidak aman karena racun, harus dipikirkan kemungkinan timbulya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi. Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan (Dalimartha, 2007).

Referensi :
  1. Dalimartha S. 2007. Atlas tumbuhan obat Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara. hlm. 47-8
  2. Waji RA, Sugrani A. 2009. Makalah kimia organik bahan alam flavonoid (quercetin). Makasar: Universitas Hasanuddin. hlm. 8–9.
  3. Lisdawati V. 2009. Kajian terhadap prospek pengebangan bahan bioaktif buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai kandidiat new chemical entity (NCE) untuk pengobatan kanker (sitostatiska). Buletin Penelitian Kesehatan. 1(37): 24-34.
  4.  Rohyami Y. 2008. Penentuan kandungan flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM). 1(5): 1–16.
  5. Parhizkar S, Zainudin CZ, Dollah MA. 2013. Effect of Phaleria macrocarpa on sexual function of rats. Avicenna Journal of Phytomedicine: 4(3): 371-7.
  6. Hendra R, Ahmad S, Sukari A, Shukor MY, Oskoueian E. 2011. Flavonoid analyses and antimicrobial activity of various parts of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl fruit. International Journal of Molecular Science. 12(6): 3422-31
  7. Kurniasih. 2013. Budidaya mahkota dewa dan rosella. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. hlm. 12-13.